ASKEB Pada Ibu Bersalin Patologis Dengan Kasus Retensio Plasenta Terhadap Ny."M" Di RB XXX



LANDASAN TEORI

A. KALA III PERSALINAN


Menurut Tim revisi asuhan persalinan normal revisi 2007 :

1. Pengertian
Kala III Persalinan disebut juga sebagai kala uri/kala pengeluaran plasenta persalinan kala III dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu
2. Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal dibawah ini :
a. Perubahan bentuk tinggi fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat.
b. Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda ahfeld) .
c. Semburan darah mendadak dan singkat
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya grafitasi
Menurut Prf. Dr. Rustam Mochtar, gejala-gejala diatas timbul di dalam 5 menit setelah anak lahir. Kalau placenta sudah pasti lepas, maka ditentukan dulu apakah rahim berkontraksi baik dan kemudian diusahakan melahirkan placenta :
a. Dengan menyuruh pasien mengejan
b. Dengan tekanan pada fundus uteri
Tekanan pada fundus uteri hanya boleh dilakukan pada rahim yang berkontraksi baik, kalau dilakukan pada uterus yang lunak dapat menimbulkan inversio uteri (uterus terputar balik). Perdarahan abnormal bila melebihi 500 cc dan darah yang keluar setelah anak lahir harus ditakar.
Menurut buku obstetri fisiologi universitas padjajaran kala uri dibagi menjadi 2 tingkat :
a. Tingkat pelepasan placenta
Sebab-sebab terlepasnya placenta
1) Waktu bayi dilahirkan rahim sangat mengecil dan karena pengecilan rahim yang tiba-tiba ini tempat perlekatan placenta juga sangat me ngecil. Pelepasan placenta terjadi dalam stratum spongiosum yang banyak lubang.Jjadi faktor yang penting dalam pelepasan plasenta ialah retraksi dan kontraksi otot-otot rahim setelah anak lahir.
2) Ditempat yang lepas terjadi perdarahan ialah antara placenta dan desidua besar karena hematom ini membesar, maka seolah-olah placenta terangkat dari dasarnya oleh hematom tersebut sehingga daerah pelepasan meluas.

b. Tingkat pengeluaran plasenta
1) Pelepasan plasenta secara schultze
Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari placenta dan terjadi hematom retro placenta yang selanjutnya mengangkat placenta dari dasarnya. Lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini sering terjadi (80%)

.
2) Duncan
Uri mulai dari pinggir, jadi uri lahir terlebih dahulu (20%) darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban.
Serempak dari tengah dan pinggir placenta.

B. Retensio Placenta

Menurut Sarwono Prawirohardjo :
a. Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.
b. Jenis retensio plasenta
1) Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
2) Plasenta akreta
Implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian lapisan miometrium.
3) Plasenta inkreta
Implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/memasuki miometrium.
4) Plasenta perkreta
Implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus .
5) Plasenta inkarserata
Tertahannya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh konstruksi ostium uteri.


Retensio Plasenta dengan Separasi Parsial
a. Tentukan jenis Retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang akan diambil .
b. Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan bila ekpulsi plasenta tidak terjadi, cobakan traksi terkomntrol tali pusat .
c. Pasang infus oksitosin 20 unit dalam 50 cc Ns/RL dengan 40 tetesan/menit. Bila perlu kombinasikan dengan misoprostol 400 mg rektal .
d. Bila troksi terkontrol gagal, lahirkan plasenta secara hati-hati dan halus.
e. Lakukan tranfusi darah bila diperlukan
f. Berikan antibiotika profilaksis (ampisilin 29 Iv/oral + metronida 20 l g supositorial/oral )
g. Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat, infeksi, syok neurogenik.

Plasenta Inkarserata
a. Tentukan diagnosis kerja melalui anamnesis, gejala klinik dan pemeriksaan
b. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk menghilangkan kontruksi servik dan melahirkan plasenta
c. Pilih fluathane atau eter untuk kontruksi servik yang kuat tetapi siapkan infus oksitosis 20 IV dalam 500 mg NS/RL dengan 40 tetes/menit untuk mengan tisipasi ganguan kontraksi yang disebabkan bahan anestesi tersebut.
d. Bila prosedur anestesi tidak tersedia tetapi serviks dapat dilalui oleh cunam ovum lakukan manuver sekrup untuk melahirkan plasenta. Untuk prosedur tersebut berikan analgesik (tramadol 100 mg IV atau pethidme 50 mg IV dan sedotif (diazepam 5mg IV) pada tabung suntik terpisah.

Plasenta akreta
Tanda penting untuk diagnosis pada pemeriksaan luar adalah ikutnya fundus/korpus apabila tali pusat ditarik. Pada pemeriksaan dalam, sulit ditentukan tepi plasenta karena implantasi yang dalam upaya yang dapat dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah menentukan diagnosis, stabilitas pasien dan rujuk ke RS.

Selengkapnya silahkan DOWNLOAD



ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGIS DENGAN KASUS RETENSIO PLASENTA TERHADAP Ny."M" DI RB XXX

download askeb, kti bidan, asuhan kebidanan

Masukkan Alamat Email Untuk Berlangganan Isi Blog Ini: