KTI : Gambaran Akseptor KB Alat Kontrasepsi Dalam Lahir (AKDR) Di Kecamatan XXX

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kurun waktu tiga dasawarsa, Program KB Nasional telah mencapai keberhasilan yang cukup menggembirakan. Hal ini ditandai dengan semakin diterimanya norma keluarga sebagai bagian dari tata kehidupan masyarakat yang tercermin dari semakin meningkatnya angka kesertaan ber-KB, mengecilnya rata-rata jumlah anak yang dimiliki keluarga, menurunnya angka kematian ibu, bayi, dan anak, serta menurunnya angka pertumbuhan penduduk. Berdasarkan hasil sensus penduduk 1990 dan 2000 jumlah penduduk Indonesia adalah sebesar 179,4 Juta (1990) dan 206,2 juta jiwa (2000), dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% pada periode 1990 – 2000 atau lebih rendah dari laju pertumbuhan penduduk periode 1970 – 1980 (2,32%) dan periode 1980 – 1990 (1,97%).
Tahun 1990 – 1991, Departemen Kesehatan dibantu WHO, UNICEF, dan UNDP melaksanakan assesment safe motherhood. Suatu hasil dari kegiatan ini adalah Rekomendasi Rencana Kegiatan Lima Tahun. Departemen kesehatan menerapkan rekomendasi tersebut dalam bentuk strategi operasional untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI). Sasarannya adalah menurunkan AKI dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada 1986, menjadi 225 pada tahun 2000.
Masalah kematian ibu adalah masalah yang kompleks, meliputi hal-hal nonteknis seperti status wanita dan pendidikan. Walaupun masalah tersebut perlu diperbaiki sejak awal, namun kurang realistis bila mengharapkan perubahan drastis dalam tempo singkat.
Upaya safe motherhood dinyatakan sebagai empat pilar safe mohterhood, salah satunya adalah Keluarga berencana, yang memastikan bahwa setiap orang/pasangan mempunyai akses keinformasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilan jarak kehamilan dan jumlah anak.
Keluarga berencana merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari kehamilan resiko tinggi. Keluarga berencana tidak dapat menjamin kesehatan ibu dan anak, tetapi dengan melindungi keluarga terhadap kehamilan resiko tinggi, KB dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi angka kesehatan.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah salah satu alat kontrasepsi berjangka panjang dan efektif untuk menjarangkan kelahiran anak. (10 Tahun Proteksi dari CUT-380A dan tidak perlu diganti). (Saifudin, 2003).
Di Indonesia telah banyak di coba AKDR seperti spiral margulis, lippes loop, AKDR M (Metal) dengan hasil yang baik. Kemudian dikembangkan kembali AKDR yang mengandung CU atau hormonal diantaranya seven cupper, multilood, cupper T380, medosa dan progestasert (AKDR dengan progesteron) BKKBN menggunakan cupper T380A sebagai standar yang digunakan (Manuaba, 1998).
Pada penelitian ini akseptor KB AKDR yang akan dilihat berdasarkan usia, paritas, pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, lama pemakaian, dan keluhan yang dialami.
Selengkapnya silahkan DOWNLOAD
GAMBARAN AKSEPTOR KB ALAT KONTRASEPSI DALAM LAHIR (AKDR) DI KECAMATAN XXX BAB I - IV
